Posts

“Ketika Putraku Bersedih”

Image
Terdengar suara motornya berhenti di depan rumah. Kualihkan perhatianku dan beranjak membuka pintu yang tertutup. Kupandang wajah lesu penuh lelah. Tidak seperti biasanya. Ia enggan memasukkan motornya kedalam. Dibiarkannya terparkir didepan pintu halaman. Walaupun sudah kupinta. Namun ia tidak menjawab. Aku hanya diam.   Memandang wajahnya yang lelah, ada beban yang sedang ia rasa. Raut wajah sedih tak bisa ia sembunyikan dariku. Langkah kakinya menghampiriku. Diciumnya tangan dan pipiku. Tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia pun bergegas   membuka sepatu dan menanggalkan baju seragamnya. Tatap mataku mengikuti langkahnya. Geraknya cepat mengganti bajunya. Dan kembali melangkah didekatku yang tengah berbaring sembari menyaksikan Damai Indonesiaku spesial Ramadhan di TVOne. Ia pun merebahkan tubuhnya disampingku. Terdengar tarikan nafasnya perlahan. Kupalingkan wajahku memandangnya. Tanpa melihatku, matanya menatap langit atas rumah. Ia pun mulai bercerita. Berkelu

“Kegaduhan Di Negeri Kolam Susu”

Image
Oleh: Syaiful Bahri Kegaduhan demi kegaduhan sering terjadi. Kala negeri kolam susu di pimpin oleh penguasa baru dari rezim oposisi yang berkuasa. Mulai dari berbagi menteri, sampai   yang harus saling bertukar posisi. Mengisi peran sebagai pembantu sang penguasa. Tak lepas dari berbagai wacana dan pro kontra. Kearifan dan kebijakan sang penguasa di uji. Belum separuh jalan ada rakyat kolam susu merasa tak puas atas kerja penguasa. Antara mentri yang satu dengan yang lain nyaris tak sejalan. Hampir-hampir saling menyerang dalam kebijakan. Namun tidak ada langkah untuk menghentikan dari sang penguasa. Hingga kegaduhan ditengah rakyat kolam susu. Sampai-sampai rakyat kolam susu menjadi penonton yang bosan. Dan lelah menahan kemarahan. Pun banyak persoalan yang dibiarkan larut dan berkembang. Keasyikan sang penguasa dan kesibukannya dalam bekerja seolah mengenyampingkan sebuah prioritas yang harus segera diselesaikan. Dugaan pencitraan terus berkembang tapi tak ada suara ya

“Mengapa Aku Harus Ganti Presiden ?”

Image
Oleh: Syaiful Bahri Berulang kali aku menunggak membayar SPP sekolah anak. Hingga aku mendapat surat pemberitahuan dan   peringatan. Sayangnya aku masih juga belum memiliki uang untuk bisa melunasinya. Sampai datang kembali pesan kepadaku, jika tidak membayar tunggakan SPP, anakku diperkirakan tak dapat mengikuti ujian.   Pikiranku pun berputar memikirkan nasib sang anak. Bagaimana caranya agar aku bisa membayarnya?. Sementara pekerjaan yang diharapkan tak kunjung ada. Sambil mencandai, seorang teman pun berkata, “Memang sekarang ini zamannya kantong lagi kosong,” Aku hanya bisa tertawa saat seorang teman bermaksud untuk menghibur, selain aku terus mencari dan berdoa. Pikiranku bertambah berat rasanya, sedih mendengar   dari rekan dan tetanggaku yang tak mampu lagi membayar iuran BPJS-nya. Mereka   harus mencari akal guna mendapat berobat gratis ketika jatuh sakit. Tapi aku masih beruntung ketika kepala ini penat dan berat, aku punya kartu BPJS untuk berobat, Gratis. Kartu

"Bila Tak Pernah Mengalami Ini, Maka Bersyukurlah"

Image
Beberapa tahun lalu seorang bapak yang baru saja menyelesaikan sholat maghribnya. Datang dengan sedikit menahan diri dari rasa malu. "Dik ada uang Rp.10.000,- saya kelupaan membawa uang sama sekali. Saya mau membatalkan puasa saya tapi di dompet tak ada uangnya", begitu kira2 kata si bapak. Aku tersenyum kemudian memenuhi permintaan sang bapak. Yang tadinya berupaya meyakinkan aku dengan menunjuk mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Dan menunjukkan handphone yang waktu itu aku sendiri belum pernah memilikinya. Beberapa saat kemudian ia datang lagi menjumpai aku setelah ia membatalkan puasanya dengan membeli makanan yang ada disekitaran masjid. Lalu kembali ia menemui aku. Katanya tidak pernah ia seperti ini. Ia orang yang biasa bersedekah lebih dari yang ia pinta padaku. Kemudian ia kembali mencoba dan mengintip-intip isi dompetnya. Subhanallah. Ada uang Rp.10.000,- yang terselip di dompetnya. Sang bapak mencoba mengembalikannya padaku. Tapi aku hanya bi

Buat Yang Kita Bisa

Image
Oleh: Syaiful Bahri Kita pasti pernah Dapatkan cobaan yang berat Seakan hidup ini Tak ada artinya lagi Aku melirik laki-laki yang duduk tak jauh dari tempatku. Ia tampak asyik mencoret-coret kertas yang ada di depannya. Sesekali ia memotong kertas itu dengan pisau cutter. Berulangkali aku berusaha untuk melirik dan melihat apa yang sedang dibuatnya. Oh, ia sedang membuat sketsa wajah di atas lembaran-lembaran kertas putih yang di pegangnya. Mungkinkah ia seorang pelukis? pikirku. Atau seorang kartunis? Tiba-tiba mata kami saling beradu pandang. Ia tersenyum padaku. Melihat ia tersenyum. Aku juga tersenyum kepadanya. Tanpa terpengaruh denganku, ia terus melanjutkan aktivitasnya. Selang beberapa waktu, ia beranjak dari tempatnya. memasukkan semua lembaran kertas dan alat-alatnya ke dalam tas ransel berwarna hitam yang dibawanya. Ia melewatiku sembari melontar senyum kepadaku. Aku sejuk melihatnya dan membalas senyumnya. Lelaki itu pun berjalan ke tengah ru

"Anak Penjual Balon Jadi Polisi"

Image
Sahabatku ini, sekarang. Aku yakin wajahnya tak lagi sesedih yang tampak dalam gambar ini. Gambar yang kuambil maret 2016 lalu. Ia seorang penjual balon gas di pajak pagi Jl. Setia Budi Medan. kami saling berbagi cerita. Baik suka maupun duka. bercanda dan tertawa. ketika berjumpa. Saling berempati. Bagaimana ia menahan tangis saat sang anak meminta dibelikan baju hari raya. bagaimana ia harus pusing tujuh kelililing untuk mencari biaya sekolah anaknya. Kemarin ia baru bercerita kepadaku, hari ini hanya dapat Rp.35.000,- untuk minyak saja sekitar Rp.20.000,- ucapnya lewat telepon. apa yang akan kubagi buat keluarga? sebelumnya lebih sebulan yang lalu ia juga menelepon aku. kiranya doa sahabat-sahabatnya sangat diharapkan. Karena sang anak sudah tahap PANTOHIR, Hari ini, Sabtu, 5 Agustus 2017, Aku menerima SMS darinya. Alhamdulillah sang anak LULUS dan diterima menjadi Seorang POLISI Republik Indonesia. Selamat  Sobat! Kamu patut BERBANGGA. Aku yakin engkau akan te

MENGAPA MEROKOK?

Image
Mengapa Seseorang Merokok? Faktor-faktor penyebab merokok dapat dibagi dalam beberapa golongan sekalipun sesungguhnya factor-faktor itu saling berkaitan satu sama lain. 1.Faktor Genetik Beberapa studi menyebutkan factor genetic sebagai penentu dalam timbulnya prilaku merokok dan bahwa kecendrungan menderita kanker, ekstraversi dan sosok tubuh piknis, serta tendensi untuk merokok adalah factor yang diwarisi bersama-sama. Studi menggunakan pasangan kembar membuktikan adanya pengaruh genetic, karena kembar identik, walaupun dibesarkan terpisah, akan memiliki pola kebiasaan merokok yang sama bila dibandingkan dengan kembar non-identik. Akan tetapi secara umum, factor turunan ini kurang berarti bila dibandingkan dengan factor lingkungan dalam menentukan perilaku merokok yang timbul. 2.Faktor Kepribadian (Personality ) Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian perokok. Tetapi studi statistic tak dapat memberi perbedaan yang cukup besar antara pribadi orang yan