Posts

Kata Pembuka dan Sambutan dari Pihak Wanita Saat Menerima Lamaran

Image
By: Syaiful Bahri Kata pembuka dan sambutan ini dikondisikan bagi pihak wanita yang pada saat menerima lamaran dari keluarga pihak laki-laki, diwakili oleh seorang juru bicara dari keluarga atau yang mewakili pihak wanita yang akan dilamar. Biasanya sebelum pihak laki-laki datang kerumah pihak wanita yang akan dilamar,  sudah ada pembicaraan terlebih dahulu. Seperti persiapan lamaran dan apa-apa saja yang akan dibawa,  sebagai tali kasih pengikat  kepada  wanita yang akan dilamar. Baik itu berupa cincin untuk wanita yang akan dilamar atau hadiah-hadiah lainnya. Tergantung dari persiapan dan kemampuan kedua pasangan dan keluarganya.  Hingga rencana penetapan hari dan tanggal pernikahan.  Ini umumnya dilakukan dan dibicarakan oleh kedua pasangan sebelum pertemuan lamaran,  biasanya juga  diketahui dan disetujui oleh orang tuanya masing-masing. Kalau semua itu sebelumnya sudah dibicarakan, maka pembicaraan pada saat lamaran akan berjalan lancar tanpa lagi perlu membahas hal-

"Mengasah Hati Seorang Pemimpin"

Image
Oleh: Syaiful Bahri Pernah aku mendengar sebuah kisah yang diceritakan kepadaku, tentang kisah Khalifah Umar bin Khatab. Suatu ketika khalifah Umar ingin mengetahui bagaimana keadaan rakyat yang dipimpinnya. Apakah semua rakyatnya sejahtera, tidak kelaparan dan bisa tidur nyenyak. Maka berangkatlah sang khalifah keliling desa memantau keadaan rakyatnya bersama salah seorang sahabatnya di waktu malam. Ketika sampai disuatu tempat, khalifah Umar mendengar suara tangis seorang anak disebuah rumah gubuk. Mendengar suara tangisan yang memilukan dari seorang anak kecil. Sang Khalifah pun mendekati rumah gubuk itu. Khalifah Umar mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Dari dalam gubuk terdengar suara langkah mendekat membuka pintu dan menjawab salam sang Khalifah. Terlihat oleh Khalifah seorang wanita separuh baya dengan raut wajah yang berkeringat. Kelihatan wajah yang lusu seakan sedang menanggung beban yang berat. Dengan santun sang Khalifah bertanya, “Maaf ibu, mengapa anak

“Berbagi 1 Miliar”

Image
Oleh: Syaiful Bahri “1 Miliar…?” Ngebayanginya aja aku enggak pernah, apalagi melihat uang sebanyak itu.  Ini hanya akal-akalan saja si pemberi uang kepadaku. Zaman sekarang ini mana ada pemberian secara gratis. Ujung-ujungnya pasti ada maunya. Aku tidak mengenal orang itu. Tiba-tiba saja dia datang. Menanyakan namaku dan pekerjaanku. Awalnya orang itu hanya tersenyum memandangku. Karena ada orang yang tersenyum kepadaku, maka aku juga membalas senyumannya. Hingga akhirnya kami pun berkenalan. Singkat cerita sebelum ia pergi meninggalkan aku. Ia titip kepadaku satu pesan kata singkat, “Tolong, bagikan uang itu”. Seminggu lamanya aku kepikiran terus. Aku masih belum mempercayainya. Ada orang tersenyum, kemudian berbincang dan kenalan, lalu kasih uang kepadaku 1 miliar. Wow… pantastis sekali. Siapa aku?? Aku bukan orang terkenal. Bukan pejabat atau pemilik suatu perusahaan atau tokoh masyarakat, apalagi tokoh politik. Juga bukan pemilik yayasan amal. Aku lebih sering d

“Do it Now”

Image
Tidak nanti atau besok tapi sekarang! Jika keyakinan itu sudah ada dalam dirimu maka “Do it Now”! Lakukan sekarang! Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan. Bila satu pintu tertutup maka pintu-pintu lain akan terbuka untukmu. Maka teruslah belajar! jangan pernah berhenti. Dan bekerjalah yang baik dengan cara yang benar. Insyaallah langkah dan tujuan akan tercapai. Milikilah akhlak yang mulia, jadilah teladan. Apapun cita-citamu: Tetaplah istiqomah yang menjadi pilihan. Agar kamu tetap focus pada tujuan. Dan banyaklah berbagi. Dalam bentuk apapun. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan langkahmu. Dan berdoalah! Do it Now!   Baca juga:  Dikandang Bebek Syaiful Bahri Suara Menara Qalbu (SMQ): 7/22/2016

“Di Kandang Bebek”

Image
(Pesan Reunian 92') Ada dua kali panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak kukenal. Aku baru mengetahuinya setelah melihat handphoneku yang kutinggalkan di kamar. Sebelumnya pagi itu, aku dipanggil oleh seorang jemaah musholla. Katanya, “Gudang mau di bongkar.” Aku buru-buru pergi. Kulihat sudah ada beberapa orang yang membongkar sengnya. Ada rasa sedih di hati.   Gudang itu adalah musholla sementara, yang kami buat di komplek kami, untuk taraweh di bulan ramadhan yang lalu. Aku dipanggil untuk melihat dan mengambil barang-barang milikku yang terpakai saat gudang itu kami jadikan musholla. Itulah sebabnya aku tidak mendengar panggilan dari nomor yang tak kukenal pagi itu. Kebetulan aku sudah meniatkan untuk berpuasa syawal mulai pagi itu. Hingga aku mengabaikan panggilan tak kukenal itu. tapi selang beberapa waktu, aku mencoba menghubungi nomor itu. setelah aku mencek ada nomor yang sama pernah berkirim pesan kepadaku. Ada dua pesan atas nama dua teman SMA dulu de

“Tips Berbagi Kebahagiaan”

Image
Oleh: Syaiful Bahri C aranya gampang..!! enggak usah pake mikir. Cuma dilakuin aja. Mudah kok! Salah satu caranya seperti yang ada di dalam video di atas. Kejutan ulang tahun emak yang ke 72. Serukan?! Bisa dilihat bagaimana kebahagiaan itu. Bahagia itu sederhana. Bisa lewat sepotong roti. Kalau di video itu sih sebuah kue tar, yang dibeli dari patungan anak-anak. Enggak semua anak ikutan loh, namanya aja kejutan. Ada juga yang enggak tahu. Buktinya seperti saya. enggak tahu ada rencana kejutan itu. Padahal saya yang satu rumah ama emak, enggak dikabarin. Yah, saya enggak ada di rumah waktu kejutan ini dibuat. Hehh….. J Intinya begini. Yang ngerencanai kejutan, bahagia. Yang dikejutkan, bahagia. Yang tidak ikutan dalam rencana kejutan, juga bahagia. Jadi semua merasa bahagia. Haruu tahu! Nah, sekarang saya akan berbagi dikit lagi nih tentang tips berbagi kebahagiaan. 1.       Membuat kejutan Kalau tips pertama ini sudah kita bahas di atas. Tentunya siapapun pasti

“Malaikatpun Tersenyum”

Image
Oleh: Syaiful Bahri Kek Dollah, aku menyebutnya. Di usianya yang lanjut ia tetap rutin sholat berjamaah di masjid. Perawakannya yang kecil dan kurus tak pernah menghalanginya untuk paling duluan ada di masjid. Terkadang ia membuka pintu-pintu masjid yang masih terkunci. Sambil menunggu waktu azan, ia gunakan waktunya untuk membaca Al-quran dan membaca buku pinjaman dari taman bacaan masjid. Kek Dollah sangat senang sekali Azan. Dengan suara paraunya, ia mengumandangkan azan hampir di setiap waktu. Kadang ia pula yang menjadi imam. Wajah teduhnya menyejukkan. Ketenangannya menghanyutkan. Ia tak mau membuang sisa waktu hidupnya selain untuk beribadah dan memakmurkan masjid. Begitu pula di waktu bulan ramadhan, ia ikut berbuka bersama. Ia menjadi orang tua yang sangat kami hormati. Tapi kini, Kek Dollah   sudah tidak ada. Namun kenangan bersamanya. Masih tetap aku ingat. Bagaimana ia sering bertanya, tentang buku-buku yang ada di taman bacaan yang aku kelola.  Kek Dollah seri