Minuman Dari Syurga
Oleh: Syaiful Bahri
Pernah kehausan? Gimana rasanya kalau
tiba-tiba ada yang nyodorin minuman, langsung Hup, gelegek…gelegek…gelegek. Tuh
minuman langsung habis lewat mulut dan
masuk kedalam kerongkongan. Ahh…lega rasanya. Segerrr… Maknyess. Tapi itupun
masih kurang dan mau nambah lagi. Itu yang namanya kehausan. Segelas, dua gelas
air belum cukup untuk menghilangkan rasa haus yang dirasakan.
Ngomongin
rasa haus, bisa jadi kita semua pernah mengalaminya. Apalagi bagi seorang
muslim yang ada kewajiban padanya untuk berpuasa. Menahan dirinya dari makan
dan minum mulai dari terbit fajar hingga sore hari disaat matahari mulai
terbenam di waktu maghrib. Banyak orang yang mampu menahan rasa lapar dan
hausnya. Tapi tidak sedikit juga yang makan dan minum sebelum waktu berbukanya
tiba. Namun ada juga yang tidak mau melakukannya sama sekali. Dengan berbagai
macam alasan.
Tidak
tahan laparlah. Tak tahan hauslah karena hari panas. Maagnya takut kambuh.
Pokoknya macam-macam alasan yang diberikan.
Konon
ada cerita “Seandainya”, cerita tentang orang terkaya di muka bumi ini yang
mengalami kehausan. Seandainya saja di gurun padang pasir yang tandus, tidak
ada bekal makanan, tidak ada minuman, tidak ada air. Dan matahari pada saat itu
sangat terik. Tiba-tiba saja ada seseorang yang datang dan menawarkan air kepadanya.
Tapi dengan syarat ia harus membayar disetiap tetes airnya. Segelas air yang
diminum bernilai seluruh dari harta kekayaan yang dimilikinya.
Sungguh,
setetes air tak ternilai harganya. Air bernilai kehidupan. Harta benda yang
banyak menjadi tidak berarti ketika dihadapkan dengan pilihan hidup atau mati.
Air bagaikan minuman dari syurga yang senantiasa dicari dan dibutuhkan.
Sebagaimana setiap orang merindukan syurga itu sendiri dan berharap masuk
kedalamnya.
Segala
bentuk kenikmatan yang didapat dan dirasa menjadi syurga bagi yang
merasakannya. Maka seringkali terdengar orang-orang mengatakan “bagaikan angin
dari syurga” sekonyong-konyong atau tiba-tiba, sesuatu yang tidak
disangka-sangka. Dan senantiasa bermakna baik bagi orang yang mendapatkannya.
Walaupun
Syurga itu sendiri sesuatu yang ghaib, belum ada seorangpun yang pernah kesana.
Dan belum pernah melihatnya. Tapi ia meyakini dengan keimanannya, bahwa syurga
adalah tempat yang sangat indah dengan segala kenikmatan yang ada didalamnya.
Hanya orang-orang yang tak beriman sajalah yang mengingkarinya.
Ada
cerita yang pernah terjadi dikalangan para sahabat di zaman Rasullullah. Dimana
ketika terjadi suatu peperangan. Diceritakan ada dikalangan para sahabat yang
sedang iku berperang kehabisan logistic termasuk ketiadaan air minum. Ditengah
peperangan yang berkecamuk diantara mereka mengalami kehausan. Namun
masing-masing dari mereka menolak untuk menerima minuman dari yang lainnya,
demi mengutamakan sahabat yang lainnya terlebih dahulu. Sampai mereka menemui
ajalnya dan gugur menjadi syuhada.
Sungguh
indah cerita ini. Aku membayangkan
bagaimana mereka menahan rasa haus yang sangat demi mengutamakan sahabatnya
yang lain. Hingga akhirnya mereka kehilangan nyawanya. Namun janji Allah pasti
bagi mereka yang mati syahid dalam peperangan. Syurga yang didalamnya ada
sungai-sungai yang mengalir. Dan minuman yang beraneka macam rasanya. Intinya
adalah bagi siapa saja yang mau berbagi dan tidak mementingkan dirinya sendiri,
Allah sudah menjanjikan ada minuman dari syurga untuknya.
Ingat,
minuman dari syurga itu pun ada di dunia. Manakala kita lupa saat sedang
berpuasa, tanpa kita sengaja, kita meminum dan meneguk segelas air. Wah…maknyes
sekali rasanya. walaupun kemudian kita sadar bahwa kita sedang berpuasa, tapi
itu tidak memutus dan membatalkan puasa kita, dan boleh melanjutkan puasa yang
sedang kita jalankan. Ini berarti Allahlah yang memberi rezeki kita, makan dan
minum kita. Dan minuman dari syurga yang sesungguhnya adalah jika kita yakin
dan percaya bahwa ditengah ujian dan masalah yang sedang kita hadapi, Allah
selalu memberikan jalan keluar dan memberikan yang terbaik untuk kita. Sembari
kita mempersiapkan diri masuk kedalam Syurga yang dijanjikan-Nya.
J wassalam.
Syaiful
Bahri
Suara
Menara Qalbu (SMQ): 2/13/2017
Teruslah
Belajar dan Tetaplah Tersenyum