“Mimpi Kantor Wilayah”

Oleh: Syaiful Bahri

Siapa yang tidak pernah bermimpi? Kalau setiap orang ditanya, apakah mereka pernah bermimpi? Jawabannya pastilah pernah. Mungkin sambil menggaruk-garukkan kepalanya sembari berpikir dan mengingat-ngingat mimpi yang paling diingat. Mimpi dikejar-kejar hantu, Mimpi di patok ular. Atau mimpi menjadi manusia super hero yang bisa terbang. Pokoknya macam-macam dan aneh-aneh jawabannya. Ada juga yang lupa dengan mimpimya. Mungkin karena malu untuk menceritakannya. Karena ketika terbangun pakaiannya sudah basah. Hehe….

Cerita tentang mimpi, semua orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Ada mimpi orang yang sedang tidur. Mimpinya bisa disambung-sambung karena keromantisan dan keindahan cerita dalam mimpinya.  Ada mimpi yang membuat orang  jadi ketakutan. Dan tidak mau tertidur lagi. Itulah orang yang bermimpi dikejar-kejar syetan, ketemu kuntilanak. Genderuwo dan penagih utang yang mengejar-ngejarnya sambil membawa parang. Hii…sereemmm. Tapi kita tidak perlu takut dengan mimpi-mimpi itu. Orang tua dulu selalu bilang itu hanya sebagai bunga-bunganya orang yang sedang tidur.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mendefinisikan  apa itu mimpi? Karena penulis yakin  pembaca pasti sudah memiliki penafsiran sendiri. Mimpi dikala sedang tidur atau pun Mimpi disaat terjaga alias tidak sedang tidur. Orang mengatakan mimpi disaat tidak tertidur itu namanya angan-angan atau berkhayal. Yah, boleh sajakan kalau kita berangan-angan? Lebih tepatnya kalau disebut bercita-cita.  Terserah orang yang punya mimpi apakah ia berkata secara serius atau hanya sekedar bercanda.

Orang yang bercita-cita tidak sama dengan mimpi dikala sedang tidur. Orang yang bercita-cita berada dalam kesadaran penuh, berkeinginan kuat untuk mewujudkan mimpinya. Sementara mimpi dikala sedang tidur terjadi di bawah alam sadarnya. Orang yang bermimpi tidak memiliki kemampuan untuk mengontrolnya. Hal ini berbeda dengan cita-cita, karena atas kesadarannya ia berupaya  mengontrol setiap langkah dan perbuatannya untuk mewujudkan keinginannya. Berbeda jadinya kalau hanya berkhayal saja. Tanpa kerja dan bukti nyata.

Mimpi memiliki kantor wilayah itu adalah cita-cita. Seorang teman bercerita dengan penuh semangat “Setelah ini, kita akan memiliki beberapa kantor wilayah sebagai pengembangan usaha yang kita jalani” katanya dengan penuh optimis.
Melihat semangat yang dimiliki teman ini, aku percaya dia akan mampu mewujudkan cita-citanya. Pasalnya dengan modal keyakinan yang ia miliki itu, ia berani bertaruh bahwa mimpinya itu akan bisa terwujud.

Sambil tertawa-tawa waktu itu, kami berdua melaju kencang, berboncengan di atas sepeda motor yang tampak sudah mulai tua. Kembali menuju kantor pusat. yaitu sebuah masjid yang menjadi tempat pertemuan kami di setiap waktu Dhuha. Tempat dimana kami merencanakan usaha kami. Sembari memanjatkan doa-doa.

Heemmm….kantor pusat yang selalu terbuka, Kantor pusat yang nyaman dikunjungi setiap waktunya. Kantor pusat yang tak perlu kami bayar untuk biaya perawatan kebersihannya, tidak membayar karyawan juga fasilitas listrik dan airnya..Karena itu adalah milik umat. Masjid itu menjadi candaan kami sebagai kantor pusat. Begitu juga dengan rencana kantor wilayah lainnya. Yaitu kantor-kantor wilayah yang akan membangkitkan jiwa bagi pemimpi untuk mewujudkan impiannya. Di masjid-masjid itulah kami melepas lelah setelah menjemput rezeki kami di setiap hari. J
Baca juga: Mengeluh II

To my friend: Semoga kantor-kantor itu menjadi nyata.
Suara Menara Qalbu (SMQ): 4/23/2016


Popular posts from this blog

“Kata Sambutan Ngunduh Mantu dari pihak Wanita”

Kata Pembuka dan Sambutan dari Pihak Wanita Saat Menerima Lamaran

“Asal Mula Nama Kue Bohong