“Mengeluh II”
Oleh:
Syaiful Bahri
“Ya Allah….. Rp.20.000,- yang kudapatkan hari ini,
apa yang bisa aku berikan untuk istri dan anak-anakku?” ucapan itu aku dengar dari sahabatku yang
biasa mangkal berjualan mainan dan balon gas di sebuah pajak pagi di jalan
Setia Budi. Sebuah profesi yang sudah dilakukan berbilang tahun. Tapi hari itu
ia merasa sangat sedih karena hanya bisa mendapatkan uang Rp.20.000,- saja.
Ia bercerita sesaat aku datang ketempatnya biasa
mangkal. Aku mendengarkan dan mencoba
merasakan perasaannya. Tak biasanya ia
memperoleh uang sejumlah itu di setiap kali ia berjualan. Hari itu ia memang
sangat sedih. Mengingat kebutuhan yang sangat banyak yang harus ia penuhi buat
keluarganya. Namun aku bangga dengan sahabatku itu, dari ceritanya ia
benar-benar menyadari bahwa apa yang ia peroleh adalah rezeki yang Allah
berikan kepadanya. Walaupun hatinya sedang susah memikirkan kebutuhan-kebutuhan
seharian buat keluarganya. Ia hanya mengadukan persoalannya kepada Allah.
Dengan mimic wajah yang tenang dan senyum di
bibirnya, ia menceritakan kejadian itu kepadaku. Aku tahu ia tidak bermaksud
untuk mengeluh kepadaku. Ia hanya ingin berbagi perasaannya tentang
pengalamannya itu. “Kalau Allah mau memberikan kita segitu, kita mau bilang
apa. Ya terima saja. Itu rezeki ya di berikanNya kepada kita”, kata sahabatku
itu sambil melayani pembeli yang datang.
Bukan hanya persoalan uang Rp.20.000,- itu saja yang
mengganggu pikiran sahabatku itu. tapi tempat
berjualan pun sedang ia risaukan. Pasalnya tempat biasa ia menempatkan
becaknya untuk berjualan balon gas dan mainan sedang direnovasi. Ia mencemaskan kenyamanannya berjualan jika
pemilik pajak tidak mengijinkannya lagi berjualan di tempat itu. Sebagai
pedagang yang berada di pinggir jalan tentu ia merasa khawatir kalau tempatnya
berjualan akan dipakai pemilik lain yang berani membayar mahal tempatnya biasa
mangkal.
Namun semua persoalannya itu selalu ia adukan kepada
Allah. Ia menyadari betul hanya Allah sajalah yang bisa mengatasi persoalannya.
Ia selalu berdoa selepas sujudnya dan mengharap pertolonganNya. Sebab keyakinan
dan ketulusan hatinya, ia menjumpai si pemilik pajak dan meminta agar diberikan
izin untuk berjualan di tempat tersebut. Kembali ia bersyukur Allah membuka
pintu hati si pemilik pajak, dan
mengizinkannya untuk tetap berjualan balon gas dan mainan di atas becaknya, di
pinggir jalan di depan pajak yang baru direnovasi itu.
Hemm….aku tersenyum mendengar semua itu. kulihat
senyum di bibir sahabatku semakin melebar sembari melayani seorang bocah kecil
yang menunjuk ka atas pada sebuah balon pesawat mainan yang melayang di
atasnya, dalam erat pelukan bapaknya.
Nah, bagi kamu yang mempunyai hajat dalam acara
perayaan ulang tahun, pesta dan acara-acara lainnya. Biar lebih meriah ada
balon-balon gas di tempat acaramu. Siapin aja balonnya, untuk kebutuhan Gasnya kamu bisa hubungin no
hp ini; 081370064509. Bila kamu enggak mau susah-susah nyiapin balonnya,
serahkan aja pada sahabatku itu.
Pokoknya Siip dech kamu bakalan senang dan happy. J
Suara Menara Qalbu (SMQ) Wednesday, February 10,
2016