Kemenangan Yang Agung
Dikampung
kami. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya ketika bulan Ramadhan datang, umat
Islam sangat antusias menyambutnya. Masjid-masjid penuh.Terisi para jemaah
sholat taraweh. Mulai dari yang tua, pemuda, remaja dan anak-anak meramaikannya
setiap malam. Masjid yang ada semakin terasa sempit dan kecil. Kek Dollah
adalah salah seorang diantara para jemaah yang paling rajin datang ke Masjid.
Kadang dia diminta untuk menjadi imam. Mungkin karena dikampung kami, kek
Dollah adalah orang yang dituakan dan telah cukup lama tinggal di kampung kami.
Kek Dollah, juga terkenal dengan kesholehannya.
Menjelang
akhir Ramadhan, ketika kek Dollah beranjak ke Masjid untuk melaksanakan sholat
Taraweh berjamaah. Kek Dollah tidak mendengar lagi suara ributnya anak-anak.
Tidak lagi melihat kepulnya asap rokok. Tidak lagi mendengar suara gemericik
air orang mengambil wudhu. Tidak ada salam dan sapa. Tiba-tiba ada yang hilang
di hati kek Dollah. Ada rasa nyeri dan pilu. Dia sedih melihat keadaan itu.
Dalam batinnya ia berkata ;
“Kemana gerangankah mereka semua?
Tidakkah mereka tahu bahwa akhir Ramadhan, Ada janji Allah SWT untuk memberikan
ampunan dan pembebasan dari siksa neraka?!”
Sambil
mengelus dadanya, Kek Dollah beranjak pergi mengambil air wudhuk. Dan
menggemakan takbir “ALLAHUAKABAR”.
Saudaraku
yang dimuliakan Allah. Kisah diatas adalah fenomena yang tidak jarang kita
temukan. Mengapa ketika menjelang akhir Ramadhan, umat muslim lebih sering
meninggalkan jemaah ibadah sholat taraweh di Masjid?! Sepertinya ada penurunan
kwalitas iman dibandingkan yang terjadi di awal Ramadhan. Sebuah renungan bagi
kita dan sudah sepatutnya kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Juga
saudara-saudara kita, yang mungkin diantaranya keluarga dan anak istri kita.
Mereka lebih cendrung mulai berfikir mempersiapkan segala macam kebutuhan di
hari raya.
Pembaca
yang dimuliakan Allah. Dalam bulan yang penuh keampunan ini. Allah menurunkan
Alquran. Dan senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada kita semua. Dengan kasih
sayangnya Allah memberikan satu bulan yang penuh hikmah. Yang disatu malamnya
Allah turunkan Lailatul Qadar. Satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Dan malam itu adalah satu malam yang sangat ditunggu. Malam kemuliaan dan
keberuntungan bagi mereka yang senantiasa menghadirkan malam-malam Ramadhan
dengan beribadah kepada Allah SWT.
Saudaraku,
banyak hal yang patut kita renungkan dan marilah kita belajar dari kisah yang
telah diuraikan. Sebagaimana terkutif dalam buku 1001 BUTIR Pencerah Jiwa. Ada
lima perkara yang wajib kita renungkan seperti yang dituturkan oleh Abu Laits
Samarqandi. Yang pertama; beliau mengatakan fikirkanlah dosa-dosa kita
terdahulu, sudah diampuni Allah atau tidak?!. Kemudian apakah amal baik yang
kita lakukan telah diterima Allah atau ditolak.
Selanjutnya
kita dituntut untuk membaca riwayat hidup kita dengan jujur, hingga bagaimana
akhir hidup kita, apakah sudah dimanfaatkan dengan baik dan benar. Sedangkan
yang keempat diakhirat nanti hanya ada dua tempat yaitu syurga dan neraka,
dimanakah kita nanti akan ditempatkan. Dan yang kelima Allah SWt ridho dengan
kita atau Allah marah kepada kita.
Saudaraku
yang dimuliakan Allah. Beruntunglah bagi mereka yang beruntung yang menjadikan
malam-malam Ramadhan sebagai tempatnya munajat kepada Allah SWT. Beruntunglah
bagi mereka yang membagi sebagian hartanya dengan memperbanyak sedaqah.
Beruntunglah mereka yang berpuasa, beribadah, mengkaji dan belajat Alquran.
Beruntunglah mereka yang senantiasa mensucikan hati, fikiran dan jiwanya.
Hingga menjelang akhir Ramadhan nanti mereka mendapatkan kemenangan.
Sebagaimana mereka ridho kepada Allah dan
Allah pun ridho kepada mereka. Saatnya mereka memetik manfaat dari
kebenaran atas sikap benar yang mereka lakukan. Mereka akan memperoleh syurga
yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka akan kekal didalamnya
selama-lamanya. Dan itu adalah Kemenangan Yang Agung yang telah Allah janjikan
kepada mereka. Sebagaimana keihklasan hamba Allah dibulan Ramadhan hingga
diluar Ramadhan. Dan tetap menggemakan takbir “ALLAHUAKABAR’.
Baca juga: Saatnya Kita Merubah Diri
Baca juga: Saatnya Kita Merubah Diri
Suara
Menara Qalbu (SMQ) : Syaiful Bahri
Ramadhan
1428 H / Oktober 2007 M