Milik Allah

Syaiful Bahri



Pria separuh baya ini terbilang sukses dalam karir. Sebut saja namanya Joe. Memiliki jabatan mentereng di sebuah Bank. Perkataan dan rekomendasinya sakti, seorang yang sangat peduli dan memiliki pengaruh.

Apa yang tidak dimiliki olehnya, semua Ia punya. Rumah, mobil dan kenderaan mewah. Keluarga yang bahagia. Dan juga aset yang banyak.

Suatu hari diwaktu senggang, saat berada di depan rumah. Joe tercenung melihat bangunan rumahnya  yang berlantai 2. Berdiri kokoh dan megah dengan taman dan halaman yang luas. Ada kolam pancur yang di penuhi ikan hias, berenang di airnya yang jernih.

Tetiba seorang laki-laki tua berpakaian putih sederhana, sedikit janggut di dagunya datang mendekat. Matanya melihat sekitar bangunan rumah milik Joe. Bibirnya tersenyum tipis dengan  sorot mata tajam sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Joe  sedikit heran dan terkejut. Ia sama sekali tidak mengenal lelaki tua ini. Ia mencoba mendekatinya. Belum sempat ia bertanya, lelaki tua ini membuka mulutnya dan berkata kepada Joe dengan nada suara yang berat.

"Yang mana milikmu?" Ucapnya bertanya kepada Joe, dengan mengangkat tangannya menunjuk sekitar di tempat mereka berdiri.

Joe tak lantas menjawab. Ia tercenung sejenak.
Beberapa detik kemudian, Ia berkata.

"Ini, ini semua milik saya. Bangunan rumah dan isinya. Mobil dan kenderaan lainnya, juga taman-taman di halaman rumah ini milik saya." Jawab Joe mengangkat kedua tangannya dan menunjuk kepada lelaki tua ini.

Lelaki tua berjanggut tampak tenang, tidak terpengaruh dengan jawaban Joe.  Dengan senyumannya yang tipis, Ia berkata,

"Tidak! Semua ini Milik Allah," Ucapnya penuh keyakinan.

Joe nampak mengkerutkan dahinya. Meskipun dirinya taat beribadah, tapi selama ini dirinya masih merasa hanya sekedar melaksanakan kewajiban saja.  Perkataan lelaki tua berjanggut yang ada dihadapannya tiba-tiba mengusik alam pikirannya.

Diri Joe seolah ditantang untuk mencari jawaban yang benar.

"Kalau begitu, milikku adalah diriku ini." Jawab Joe menunjuk pada dirinya sendiri.

Sekali lagi, laki-laki ini tersenyum memandangi wajah Joe.

"Ruh dan Jasadmu pun, Milik Allah." Jawabnya singkat, kemudian pergi meninggalkan Joe yang sedikit terperanjat dengan perkataan tersebut.

Hemmm...
Lalu apa yang diri ini banggakan?

Semoga terpetik hikmah dan pembelajaran yang didapat dari kisah tersebut.


suaramenaraqalbu
15022022

Popular posts from this blog

“Kata Sambutan Ngunduh Mantu dari pihak Wanita”

Kata Pembuka dan Sambutan dari Pihak Wanita Saat Menerima Lamaran

“Asal Mula Nama Kue Bohong