Manis Tebu Rasa Keluarga

Syaiful Bahri


Keluarga bisa terdiri dari, ayah, ibu dan anak.
Biasa disebut sebagai keluarga inti. Jumlah anak bisa satu, lima, 7, 9 atau mencapai 12 misalnya, maka keluarga inti itu disebut keluarga besar, karena banyak anak. 😁 kalau kamu kebetulan bagian dari keluarga besar itu, boleh jadi kita sama. Kita yang dulu pernah mendapat jatah telur 1 atau 2 butir yang didadar emak, kemudian dibagi sama rata. πŸ˜…


Emak yang punya 7, 9 atau lebih dari itu jumlah anaknya, pastilah emak yang hebat. Emak yang bisa bikin hati anak-anaknya bersabar dengan segala kerepotan persoalan domestiknya.

Kalau emak marah, itu karena sayangnya emak sama semua anaknya. Emak yang seorang diri  mampu mengurus, mendidik dan membesarkan semua anak-anaknya. Beruntunglah kita yang punya emak hebat seperti itu. Dan bersyukurlah kalau emak masih hidup, Waktunya untuk berbakti kepadanya.

Keluarga inti menjadi bertambah besar, setelah anak-anak dewasa, mereka menikah dan berumah tangga. Bertambahlah wajah-wajah baru dalam kehidupan keluarga, mereka menantu emak kita, ipar -ipar kita.

Emak menjadi nenek dari anak-anak kita. Sedangkan kita  bisa menjadi paman, bibik, om, tante, pakde, bude, bulek, atau uwak dan palek. πŸ˜€ dari anak-anak saudara kita, biasa disebut kemanakan.

Cucu-cucu emak  mewarnai kehidupan keluarga. Saling berinteraksi satu dengan yang lain bersama anak-anak saudara dari ayah atau ibunya. Disebut sepupu. Keluarga menjadi kompleks  dan membesar begitu juga permasalahan yang ditimbulkannya.

Lantas apakah kemudian setelah kita menjadi seorang ayah, atau ibu yang kemudian memiliki anak, melupakan emak?

Ingat! Tidak ada mantan emak atau mantan anak. Melupakan orang tua yang telah melahirkan, apalagi kemudian dengan penuh cinta dan kasih sayang, merawat dan membesarkan anaknya, bisa dianggap sebagai perbuatan tercela dan tidak tahu diri.

Sebutan sebagai anak durhaka bisa melekat bila sang anak menolak mengakui keberadaan emaknya, melawan, membantah dan tidak patuh. Apalagi melupakan jasa baik yang tidak bisa terbalaskan sepanjang hayat.

Seorang anak kelak menjadi orang tua juga. Jadi jawabannya sederhana kita tidak mungkin bisa melupakan emak. Seburuk apa pun emakmu, dia adalah ibu yang telah melahirkanmu.

Tiga kali, Rasullullah Muhammad SAW menyebut 'Ibu' atau emak kita, orang yang paling patut untuk dihormati, dipatuhi, disayangi. Kemudian  baru Bapak.

Berbakti kepada emak adalah kewajiban. Sangat beruntung bila kedua orang tuamu masih ada bersama. Di usia lanjut atau tua mereka, perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya, itulah yang mereka butuhkan.

Ingat! Seorang anak laki-laki sekali pun engkau telah memiliki istri, anak bahkan cucu, selagi orang tuamu masih hidup, berbaktilah kepada mereka. Kesempatan tidak pernah datang dua kali, harta bisa dicari, ilmu bisa dituntut, tapi berbakti kepada orang tua hanya sekali sampai mereka mati. Karena mereka tanggung jawabmu.

Permasalahan dalam sebuah keluarga sangat kompleks. Semua harus ada penyesuaian. Akan sangat panjang pembahasannya kalau semua dituliskan disini. 😁

Intinya membangun sebuah keluarga dan berinteraksi satu dengan yang lain diperlukan penyesuaian diri. Dan harus tahu ilmunya. Hehe....

Tidak ada pemaksaan atau merasa terpaksa. Tapi bersilaturahmi menjadi satu keharusan sebagai sebuah keluarga besar.

Manisnya ruas tebu tidak sama. Panjang pendeknya ruas juga berbeda. Status, pangkat, jabatan, kedudukan pun takkan lama. Sedikit dan banyaknya harta hanya sementara, roda terus berputar.

Kaya atau miskin bukan pertanda mulia.Manis tebu rasa keluarga, kita rasakan bersama. Mulia ada pada Taqwa kita.

Wassalam
Syaiful Bahri
suaramenaraqalbu
1213/10/21 πŸ˜ƒπŸ˜Š
















Popular posts from this blog

“Kata Sambutan Ngunduh Mantu dari pihak Wanita”

Kata Pembuka dan Sambutan dari Pihak Wanita Saat Menerima Lamaran

“Asal Mula Nama Kue Bohong