“RINDU”
Oleh: Syaiful Bahri
“Semua ada waktunya”.
Ketika seorang gadis remaja mulai
hampir meneteskan air matanya. Tampak raut wajah sedih yang tak bisa
disembunyikan. Hari itu adalah hari
terakhir baginya bersama dengan orang-orang yang di sayangi.
Aslan, ditempatnya berdiri memandang
wajah gadis remaja itu. Ia memahami apa yang dirasakan gadis tersebut. Dan
mengingatkan bahwa, “Semua ada waktunya”, sambil menatap kearah mata gadis itu
dan meyakinkannya.
Tiga baris kata itu, penulis dengar
dari mulut Singa jantan bernama Aslan dari lanjutan film Narnia. Penulis sempat
menyaksikannya di akhir-akhir cerita. Kata-kata itu mengingatkan penulis bahwa
waktu yang kita miliki jangan di sia-siakan. Kita tidak boleh berlama-lama
dalam kesedihan. Merenungi atau menyesali suatu kejadian. Apapun peristiwanya.
Kesukaan atau kedukaan kehidupan yang kita jalani, semua itu ada waktunya. Hal
yang paling penting dari semua itu adalah, bagaimana kita bisa menatap dan
menata kehidupan kearah yang lebih baik.
Dalam kitab suci, Tuhan bersumpah
atas nama waktu. Mengingatkan kepada manusia bahwa menyia-nyiakan waktu adalah
suatu kelalaian dan kerugian. Waktu tidak diperuntukkan untuk menangisi suatu
kemalangan atau musibah. Waktu tidak diperuntukkan untuk berleha-leha bersenda gurau.
Waktu tidak diperuntukkan untuk melakukan hal-hal buruk dalam kehidupan.
Sungguh sangat merugi orang-orang yang diberikan waktu dan kesempatan dalam
hidupnya untuk berbuat baik, tapi bergelimang dalam lumpur perbuatan dosa dan
maksiat.
Bagaimana kalau timbul rasa rindu
pada seseorang? Ia melamun seorang diri, terkenang pada yang dirindui.
Menghabiskan waktunya untuk merangkai dan mengulang cerita tentang
kebersamaannya pada yang dirindui. Padahal waktu itu telah berlalu?! Tapi ia
terus saja berpikir untuk mengulangi kembali.
Perasaan rindu bisa terjadi pada
siapa saja. Rindu anak pada orang tua. Atau Rindu orang tua pada anak-anaknya.
Rindu kekasih pada yang dicintainya. Rindu seorang sahabat dengan sahabat yang
disayanginya. Rindu pada masa-masa indah dulu. Masa sekolah atau kuliah. Rindu
kampung halaman. Rindu suami pada istri,
atau rindu istri pada sang suami.
Kalau rasa rindu sudah melekat, ada
aja perbuatan nekat yang bisa dibuat untuk menemui orang-orang yang dirindui.
Rasa rindu bisa menembus tempat dan waktu. Makanya banyak orang yang menjadi
berkhayal, berfantasi menghabiskan waktunya bermenung-menung seorang diri. Bisa
sampai tersenyum-senyum sendiri atau bahkan menangis seorang diri. Kalau rasa
rindu seperti itu ada beberapa kemungkinan;
Pertama; Orang yang merindu mengingat
masa-masa indah, kebaikan-kebaikan yang dibuat bersama sehingga ia merasa
bahagia bersama orang-orang yang dirindui.
Kedua; Orang yang merindu mengingat
masa lalunya bersama orang-orang dekatnya, kerabatnya, keluarganya, bisa orang
tua, anak, suami atau istri. Banyak hal buruk yang ia tinggalkan dan perbuatan
cela yang ia lakukan ketika bersama. Sehingga ia rindu ingin bertemu tapi yang
dirindui sudah tiada lagi. Atau tidak tahu kemana harus dicari. Ia menyesali diri.
Ketiga; Rasa rindu ingin mengulangi
lagi, tapi tak bisa karena yang dirindui
sudah pergi. Ia bersedih karena rasa ingin berjumpa lagi. Kalau ia berjumpa
dengan yang dirindui ia tak akan mau berpisah lagi.
Perasaan rindu harus dikelola secara
kreatif. Sehingga perasaan itu tidak membuang waktu sia-sia dan melalaikan
orangnya dari mengingat Allah.
Caranya bisa macam-macam, misalnya;
Pertama; mendoakan orang-orang yang
dirindui, agar tetap sehat, diberikan keselamatan dan perlindungan dimanapun ia
berada.
Dua; menghubungi keluarganya dan
menjalin silaturahmi agar lebih dekat.
Tiga; mengontaknya, sekarang semuanya
sudah canggih ada banyak media sosial dan alat komunikasi seperti handphone.
Facebook, twitter,BBM, messenger, instagram, WA dan lain-lain.
Empat; bila ada waktu dan kesempatan,
pergi dan datangi orang-orang yang dirindui, SEKARANG! Jangan pakai
nanti-nanti. Dan menunda lagi. Entar keburu mati. Eits..!!jangan dulu ya. J
seperti dalam puisi yang penulis beri judul “Sekarang” ini;
Rindu itu
setelah pergi
Sayang itu
tak Cuma hanya sekali
Menyesal
nanti setelah mati
Karena tak
bisa jumpa lagi
Sekarang ini
waktu yang diberi
Jangan
tunggu nanti-nanti
Tak ada
kesempatan dua kali
Bila tak mau
hati bersedih
Pergi,
datangi dan cintai
Dengan penuh
setulus hati
Dan mohonkan
pada Illahi
Hingga
bersama di Syurga nanti.
Dan kelima; menulis semua kenangan
indah saat bersama-sama dengan orang-orang yang dirindui dalam karangan dan
cerita, bisa dalam buku harian atau ngeblog seperti yang penulis lakukan. Unek-unek
dengan yang dirindu bisa dituangkan. Siapa tahu orang yang dirindu membacanya. Dan
ada manfaatnya. Gampangkan?!
Nah, tak perlu takut berpisah. Karena
tak selamanya kita bersama. Semua ada waktunya. Ada yang lahir, ada yang mati.
Ada yang datang, dan ada pula yang pergi. Saling silih berganti. Hidup tidaklah
abadi.
Maka beruntung orang-orang yang
memanfaatkan waktunya. Mereka orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk
kesabaran.
Sehingga dimanapun mereka berada
selalu mendatangkan dan menebarkan kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang
kehadirannya dirindukan.
Wassalam. Semoga bermanfaat. J
Baca Juga: Masuk Sekolah Plus Baju Hari Raya
By: Syaiful Bahri
Suara Menara Qalbu (SMQ)
Teruslah Belajar dan Tetaplah Tersenyum
05/07/2017