“Masuk Sekolah Plus Baju Hari Raya”

Oleh: Syaiful Bahri

Aku sempat meneteskan air mata, ketika anakku si putri yang bungsu, yang baru duduk di kelas 4 SD menanyakan padaku, “Pak, kapan adik dibelikan baju hari raya? Adik belum punya pak.”

Lanjut cerita temanku, “Padahal aku berharap  sudah dapat membelikannya sebelum anakku meminta. Tapi apa boleh buat, jualanku pun sepi.” Kata temanku yang sehari-harinya berjualan balon di sebuah pajak,  di sekitaran kota  Medan. Penghasilan yang tidak menentu hanya ramai di hari sabtu dan minggu. Namun pendapatan masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lain pula dengan yang satu lagi. Anaknya yang baru lulus SMP ingin melanjutkan ke sekolah yang menjadi pilihannya. Sebenarnya aku harus bangga kalau anakku itu sudah mempunyai pilihan dan memantapkan pilihannya. Tapi aku mikir dari mana aku mendapatkan sejumlah uang yang besar untuk dapat mendaftarkannya kesekolah pilihannya itu. Aku pun mendengar biaya bulanannya juga cukup lumayan besar. Tapi aku tidak mau kalau anakku patah semangat sekolahnya hanya karena itu. Aku sudah pernah menawarkan beberapa sekolah pilihan kepadanya. Tapi ia menolak. Dan aku juga pernah ingin memasukkannya ke sekolah yang biaya bulanannya lebih murah. Sesuai dengan kesanggupanku untuk membiayainya. Tapi niat itu aku urungkan karena rekomendasi buruk yang aku peroleh dari salah satu siswa yang pernah bersekolah di sana.

“Cari ditempat lain aja Om, nanti Om nyesel.”

“Loh, kenapa?” tanyaku.

“Nanti kalau anak Om bisa terikut temannya suka cabut, karena gurunya jarang masuk. Anak Om bisa ikutan nakal dan suka bolos.”

“Aku dulu sempat ingin pindah sekolah, tapi sudah terlanjur dan tanggung”, katanya.

“Makanya aku mencoba cari pinjaman dari beberapa teman. Tapi semua mengatakan sama keadaan paceklit. Duh, aku sempat galau memikirkan nasib sekolah anakku. Aku sedih dan takut sekali kalau tidak dapat menyekolahkan anakku itu.”

Cerita temanku dengan raut wajah sedikit murung.


Aku tercenung mendengar dua cerita di atas. Aku juga memiliki nasib yang sama dengan mereka berdua. Hanya bedanya aku tidak punya cukup keberanian untuk menceritakannya kepada siapapun. Aku tidak mengatakan kedua temanku di atas mengeluh dengan keadaan mereka. Tidak!! Mereka adalah orang tua yang sangat mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Mereka berusaha untuk menjadi orang tua yang baik dan memberikan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk masa depan dan kebahagian anak-anaknya. Mungkin di luar sana masih banyak cerita lain yang lebih menyentuh hati. Orang-orang hebat yang berjuang ditengah kehidupan yang sulit.

Setiap orang tua pasti menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya. Apalagi di tahun ini beban tanggung jawab orang tua menjadi bertambah berat. Antara pilihan menyekolahkan anak-anaknya dengan membelikan baju hari raya.

Lewat tulisan ini saya menghantarkan kepada para pembaca dan khususnya kepada orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah bahwa;

-          Membicarakan kepada anak tentang maksud dan tujuannya bersekolah
-          Sekolah ditempat yang mahal dan sekolah favorit belum tentu mencapai maksud yang dituju. Karena   sebagai orang tua kita juga harus mempunyai tujuan untuk anak.
-          Sekolah yang bukan favorit dengan biaya murah belum tentu buruk.

Kebingungan orang tua dalam memilih sekolah anak bisa diminimalisir dengan tujuan yang jelas dari visi dan misi sekolah dan harapan orang tua bisa sejalan.

Sebagai gambaran saya sampaikan agar anak yang kita masukkan sekolah memiliki hal-hal sebagai berikut:

1.      Agar anak beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
2.      Agar anak memiliki ilmu pengetahuan
3.      Agar anak memiliki Skill / Keahlian
4.      Agar anak memiliki wawasan yang luas
5.      Agar anak Disiplin
6.      Agar anak mandiri
7.      Agar anak berakhlak mulia


7 hal tersebut di atas mungkin bisa menjadi pertimbangan bagi para orang tua agar tidak asal-asalan dalam memasukkan sekolah anaknya. Dan bukan hanya sekedar mengikuti keinginan dari anak.

Semoga cerita di atas dapat menggugah kepedulian kita bahwa disekitar kita masih ada orang-orang yang bernasib sama dengan kita atau yang lebih susah dan sulit dari kita. Hal itu menunjukkan bahwa kita tidak sendiri. Maka Teruslah berjuang untuk kebahagian anak-anak kita dan keluarga.  Bagi mereka yang mampu masih ada kesempatan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan kita. Terkadang kita menjumpai orang-orang yang menyembunyikan kesulitan dan kesusahannya dibalik senyumannya

 “Kita tidak tahu FINAL di ujung kehidupan seseorang. Roda terus berputar.”
Semoga bermanfaat. J
Baca Juga: Kata sambutan Ngunduh Mantu dari Pihak Wanita


By: Syaiful Bahri
Suara Menara Qalbu
Teruslah Belajar dan Tetaplah Tersenyum J
Medan : 21/06/2017 – 26 Ramadhan 1438 H




Popular posts from this blog

“Kata Sambutan Ngunduh Mantu dari pihak Wanita”

Kata Pembuka dan Sambutan dari Pihak Wanita Saat Menerima Lamaran

“Asal Mula Nama Kue Bohong