“Babi Hutan Hitam Legam dan Ular Cobra”
Oleh:
Syaiful Bahri
Khutbahnya diatas mimbar memukul-mukul. Detak jantungku menjadi berdegup kencang. Entah angin apa yang membuat bulu-bulu halus tanganku mendadak bergerak-gerak. Yah, aku merinding. Sedikit menahan nafasku dengan tatapan mata tajam kearah mimbar. Bukan karena takut. Tapi terkejut takjub.
Suaranya pelan berwibawa, tiba-tiba menaikkan
intonasinya meninggi dan lantang bersuara. Ada getaran dari hatinya yang
kurasakan, ketika menatap seluruh jemaah sholat jumat yang mendengarkan
khutbahnya. Aku tak mendengar lagi suara angin yang lewat. Aku tak terpikir lagi tentang lain hal. Aku
mencoba untuk terus mendengarkan dan merekam apa yang dikatakan, sembari
membayangkan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi. Sehingga aku bisa
merasakan hadir disetiap kejadian. Ah, aku hanyut dengan apa yang disampaikan.
Sungguh, sebenarnya aku tak terlalu mengharapkan ia
yang berkhutbah jumat ini. Aku berpikir ia terlalu konvensional dan
tradisionil. Hanya bisa bercerita tentang syurga dan neraka. Atau pahala dan
dosa. Atau mengulang-ngulang cerita yang sudah sering aku dengar dan yang
sering aku baca di buku-buku. Aku lebih suka mendengarkan sesuatu yang lebih
mencerahkan pikiran. Mengajakku berpikir dengan informasi yang lebih
terbarukan. Dari pada sesuatu yang berulang-ulang dengan retorika-retorika
manis menghabiskan waktu. Tapi sungguh, ia telah menginspirasi aku hari ini
untuk menulis. J
Ini bukan khutbah biasa yang disampaikan oleh orang
yang biasa. Tapi khutbah jumat hari ini sungguh luar biasa yang disampaikan
oleh manusia biasa yang memiliki hati yang luar biasa. Ia adalah Imam besar
masjid itu. Setahu aku ia selalu mengimami waktu-waktu sholat di masjid itu
setiap waktu. Kecuali memiliki halangan dan digantikan oleh imam pengganti. Ia
juga seorang yang hafiz. Sering aku melihat banyak orang tua yang memintakan
doa-doanya buat anak mereka. Atau untuk diri mereka sendiri. Mungkin Tuhan
telah memberikan kelebihan padanya dengan sebab Alquran.
“Babi hutan hitam legam” ulangnya berkali-kali
dengan bahasa yang tegas menatap seluruh jemaah. Ia menyampaikan dengan penuh
keimanan dan keyakinan penuh. Tanpa rasa takut menyampaikan. Karena baginya apa
yang disampaikan adalah berawal dari kisah nabi dan para sahabat pada masa itu.
Aku kembali berpikir, apa yang disampaikannya adalah
kisah-kisah dalam buku yang pernah aku baca. Namun dengan cara penyampaiannya
yang berbeda aku menyerap hikmah dan pembelajaran yang luar biasa. Sungguh,
tidak main-main. Kisah yang ia sampaikan adalah peristiwa nyata di masa Nabi
Muhammad SAW dengan para sahabatnya.
Diceritakan bahwa ketika nabi dan para sahabatnya
sedang duduk-duduk. Datanglah seorang pemuda dengan tergopoh-gopoh menghadap
nabi dan dengan nafas yang tersengal-sengal menceritakan keadaan ayahnya yang
sudah meninggal tapi tidak ada seorangpun yang mau mengurus mayatnya. Makanya
ia datang kepada nabi dan meminta pertolongan kepadanya. Kemudian nabi
memerintahkan kepada kedua sahabatnya Abu bakar dan Umar bin Khatab untuk melihatnya. Ketika sampai ditempat
kediaman pemuda tersebut mereka melihat dan menyaksikan jenazah orang tua dari
pemuda tersebut telah berubah menjadi seekor babi hutan hitam legam.
Selanjutnya Abu bakar dan Umar kembali menjumpai
nabi dan menyampaikan apa yang mereka lihat. Nabi pun kemudian berangkat
ketempat kediaman jenazah tersebut. Dan menyaksikan apa yang dilihat para
sahabatnya. Kemudian nabi mendoakan jenazah tersebut sehingga rupa babi hutan
hitam legam pun kembali berubah menjadi mayat seorang tua dari pemuda tadi.
Akhirnya mayat tersebut pun kemudian dimandikan dan dikafani, yang hingga
waktunya ketika dimasukkan kedalam kubur. Jenazah orang tua itu kembali berubah
menjadi seekor babi hutan hitam legam.
Akhirnya nabipun menanyakan hal itu kepada pemuda
tadi yang merupakan anaknya. Hal apakah yang telah dilakukan oleh orang tuanya
sehingga peristiwa ini terjadi. Pemuda itu menjawab dan mengakui kalau selama
ini ayahnya sering meninggalkan sholat dan tak pernah mengerjakannya.
Aku memahami apa yang disampaikan olehnya bermaksud
untuk kembali mengingatkan bahwa sholat sangat penting. Sholat adalah ibadah
yang pertama sekali akan dinilai. Shotlat adalah hal terakhir yang diwasiatkan
oleh nabi kepada umatnya untuk ditegakkan. Menjadikan sholat sebagai suatu
kebutuhan, bukan hal terakhir yang dikerjakan setelah kesibukannya mencari
dunia.
Dikisah yang lain ia menceritakan tentang sosok
mayat yang sudah dikafani. Namun disaksikan oleh para sahabat ada sesuatu yang
bergerak-gerak dari balik kain kafan. Ketika dibuka Nampak seekor ular kobra
yang besar sekali berwarna hitam, sedang mencabik-cabik tubuh jenazah. Sahabat
segera ingin membunuhnya. Namun tertahan oleh suara dari ular cobra tersebut
bahwa ia diutus oleh Tuhan melakukan hal itu. Alasannya karena orang tersebut
yang meninggal tidak pernah mengerjakan sholat, tidak mau membayar zakat, dan
tidak pernah mau mendengar para ulama.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu
seolah mengingatkan kepada kita betapa sangat pentingnya sholat. Sholat merupakan
kewajiban dari Allah yang dijemput langsung perintahnya oleh nabi Muhammad Saw.
Lewat peritiwa Isra’dan mi’raj. Sholat yang membedakan apakah orang tersebut
muslim atau kafir. Sudahkah anda sholat?
Dalam banyak hadist yang disampaikan para ustadz,
dan dari buku-buku yang pernah dibaca, kewajiban bagi orang tua untuk
mengajarkan dan mendidik anak-anaknya di antara usia 7 tahun untuk mengerjakan sholat,
dan memukulnya bila ia meninggalkan sholat diusia 10 tahun.
Apakah kita sudah melaksanakan itu semua? Anda para
pemuda dan pemudi, calon suami istri dan orang tua. Sudahkah sholat? atau sholatkah anda disaat menjadi
penganten dahulu?
Saat ijab Kabul telah terucap biasanya para
pengantin pria dan wanita menjadi raja sehari di atas pelaminan. Nah, apakah anda
dulu yang telah menikah dan menjadi raja sehari masih ingat, apakah anda
menyempatkan diri untuk sholat? Kepada anda calon mempelai wanita ingatkan
calon suami anda untuk sholat diawal anda mulai membangun sebuah rumah tangga.
Kepada anda para laki-laki, ajak istri anda untuk sholat. Biarkan para tamu
menanti anda.
Alhamdulillah….aku telah membiarkan para tamu
menungguku untuk foto dan bersalaman karena sholat.
Alhamdulillah….aku telah mengabaikan bisikan
seseorang untuk meninggalkan sholat hari itu katanya hanya untuk sehari saja
agar tidak merusak riasan.
Ketahuilah.
Itu adalah awal kehidupan yang penuh berkah.
Bukankah
kita tak ingin menjadi babi-babi hutan hitam legam?
Semoga
anak keturunan kita adalah anak-anak yang akan mendoakan kita dalam sholatnya.
By:
Syaiful Bahri
Suara
Menara Qalbu (SMQ) - 14 November 2014