Wirid Cinta Akhir Tahun
Syaiful Bahri Rabb, Aku tak bisa bersembunyi dari Malaikat-Mu yang tidak pernah absen mengawasi. Lembaran catatan penuh, tentang diri yang sering hilang hati dari mengingat-Mu. Tumpukan dosa lebih banyak dari sebab perbuatan buruk ucapan dan hina laku tubuh. Tiap detik menghirup udara agar jantung terus berdetak, tapi aku lupa bersyukur bahwa detik ini milik-Mu. Tubuh penuh lumpur kealpaan. Silau drama dunia menghanyutkan aku ke tengah lautan tanpa arah. Waktu yang tertata dari detik ke menit, terus berputar. Jam yang melingkar di tangan juga pada genggaman dan dinding, hanya asesoris kehidupan, mode dan gaya. Padahal hari terus berganti dan Tuhan telah bersumpah demi waktu. Tapi masih juga lalai, sungguh merugi. Seperti daun kuning yang mengering dan mudah terbakar. Waktu bukanlah benda, jarum dan angka-angka. Tapi ia adalah makna. Rabb, antaran debu yang melayang dihembus angin taklah beterbangan tanpa seizin-Mu. Semua laku dan perbuatan, senyum, tangis dan tawa, ser...