“Mengeluh II”
Oleh: Syaiful Bahri “Ya Allah….. Rp.20.000,- yang kudapatkan hari ini, apa yang bisa aku berikan untuk istri dan anak-anakku?” ucapan itu aku dengar dari sahabatku yang biasa mangkal berjualan mainan dan balon gas di sebuah pajak pagi di jalan Setia Budi. Sebuah profesi yang sudah dilakukan berbilang tahun. Tapi hari itu ia merasa sangat sedih karena hanya bisa mendapatkan uang Rp.20.000,- saja. Ia bercerita sesaat aku datang ketempatnya biasa mangkal. Aku mendengarkan dan mencoba merasakan perasaannya. Tak biasanya ia memperoleh uang sejumlah itu di setiap kali ia berjualan. Hari itu ia memang sangat sedih. Mengingat kebutuhan yang sangat banyak yang harus ia penuhi buat keluarganya. Namun aku bangga dengan sahabatku itu, dari ceritanya ia benar-benar menyadari bahwa apa yang ia peroleh adalah rezeki yang Allah berikan kepadanya. Walaupun hatinya sedang susah memikirkan kebutuhan-kebutuhan seharian buat keluarganya. Ia hanya mengadukan persoalannya ...